Manfaat Teknologi Informasi bagi Perusahaan

Pada awal perkembangan sejarah peradaban manusia, melewati bahasa manusia bertukar kabar dan bahasa bisa dikatakan sebagai teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami kabar yang dikenalkan oleh orang lain. Namun menjadi kelemahanya adalah bahasa yang dikenalkan manusia melewati mulut ke mulut ini tak bertahan lama adalah melewati ucapan dan senantiasa berubah-ubah dalam penyampainya dari satu ke satu mulut lainya. Sesudah ucapan itu selesai maka kabar berada ditangan si penerima. Selain itu juga jangkauan bunyi terbatas, sampai jarak tertentu meskipun masih terdengar kabar yang dikenalkan melewati bahasa bunyi akan terdegradasi malah akan sirna.
Perkembangan teknologi dari dampak globalisasi kini ini seperti itu pesat yang diiringi dengan perkembangan sistem kabar yang berbasis teknologi. Hal ini telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang seperti itu pesat di dalam beragam bidang. Teknologi kabar dalam hal ini adalah salah satu tiang penyangga keberhasilan dalam era globalisasi itu (Mulyadi, 1999 dalam Dony 2008). Kemunculan teknologi mainframe pada dekade 1960-an telah membawa perubahan mendasar pada pelaksanaan pengolahan data, adalah dari pelaksanaan manual ke pelaksanaan Bacth (Batch Processing). Dengan dukungan komputer yang kian bagus, tahun 1970 pelaksanaan pengolahan data mulai bergerak menjadi system on-line data processing (Widiatmoko, 2004 dalam Dinar. K, 2006). Berdasarkan (Wreden, 1997 dalam Hendri 2008) pemakaian teknologi dalam perusahaan akan mensupport kegiatan perusahaan adalah: 1) meningkatkan produktivitas, 2) mengurangi biaya operasional, 3) meningkatkan pengambilan keputusan, 4) meningkatkan relationship dengan pelanggan, 5) memaksimalkan aplikasi taktik baru.
Salah satu sistem supaya organisasi atau perusahaan bisa berkompetisi dengan para kompetitornya adalah dengan menggunakan sistem kabar yang bagus. Tidak sedikit organisasi atau perusahaan yang mengeluarkan dana yang seperti itu besar dalam investasi sistem kabar tersebut. Kesuksesan pengembangan sistem kabar amat tergantung pada kesesuaian keinginan antara system analyst, pemakai (user), sponsor dan kostumer (Szajna dan Scammel, 1993 dalam Elfreda Aplina, 2003). Berdasarkan juga (Bodnard dan Hopwood, 1995 dalam Elfreda Aplina, 2003) beranggapan bahwa perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tak hanya menyangkut perubahan teknologi, melainkan juga perubahan perilaku dan organisasional.
Supaya penelitian dari para peneliti dan praktisi didapatkan hasil bahwa teknologi kabar yang dimiliki oleh perusahaan adalah nilai potensial yang bisa dipakai sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan bersangkutan. Infrastruktur teknologi kabar adalah alat kompetitif bagi perusahaan dan adalah permasalahan krusial dalam perkembangan keunggulan kompetitif rentang panjang sebuah perusahaan. Karakteristik unik dari infrastruktur teknologi kabar menentukan nilai infrastruktur sebuah organisasi. Salah satu karakteristik infrastruktur teknologi kabar adalah fleksibel dan responsive. (Yusni dan Clara, 2008).
Teknologi kabar dalam sebuah organisasi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen basis data, dan teknologi lain yang dipakai untuk menyimpan data dan membuat data tersedia dalam format kabar kepada pembuat keputusan. (Daft, 2000 dalam Dinar. K, 2006). Teknologi kabar modern dilandasi pada pemahaman bahwa sebagian besar kegiatan organisasi melibatkan klasifikasi manusia dan karyawan organisasi, atau pemasok dan pelanggan. klasifikasi tersebut berprofesi sama, sependapat mengatasi permasalahan dan memenuhi keperluan satu sama lain, mereka seharusnya bisa berbagi kabar. Jadi, banyak perusahaan atau organisasi menggunakan teknologi kabar menawarkan kecakapan kepada orang-orang untuk memanfaatkan Komputer mereka dalam rangka menyebarkan kabar. (Daft, 2002 dalam Dinar. K, 2006).